Singkawang merupakan kota yang sangat unik hampir sebagian warga yang tinggal di kota singkawang ini berketurunan china yang telah hidup di indonesia selama beberapa generasi dari nenek moyang mereka.
Banyak dari mereka yang berprofesi sebagai petani, nelayan dan pedagang, tapi tidak semua penduduknya hidup layaknya keturunan china di beberapa negara atau kota yang berkehidupan mewah ataupun sederhana. Banyak beberapa dari penduduknya hidup dibawah garis kemiskinan yang sangat sulit perekonomiannya.
Amoy adalah singkatan bagi gadis-gadis remaja berketurunan china yang belum menikah, Kota singkawang lebih indektik dengan julukan selain kota amoy juga sebagai julukan kota seribu klenteng. Sayangnya, julukan itu semuanya tidak berujung baik. Kota amoy ini indentik sebagai gudangnya pria pria yang ingin mencari istri secara cepat/instan.
Pernikahan lintas negara ini sudah menjadi impian bagi gadis-gadis singkawang untuk mengubah garis hidup mereka dari kemiskinan. Anehnya gadis-gadis amou ini menjadi ladang bisnis bagi orang yang mendirikan agen biro jodoh atau sering disebut makcomblang versi modern, kini banyak tumbuh subur di kota singkawang.
Harapan besar gadis-gadis ini agar segera lepas dari garis kemiskinannya mereka mendaftarkan diri mereka ke biro jodoh untuk dicarikan suami tanpa pernah ada merasakan cinta. Tidak heran begitu banyak orang tua yang berharap melahirkan anak perempuan ketimbang anak laki-laki. Padahal tidak semua gadis amoy yang menikah dengan pria asing menjadi kaya seketika, Karena latar belakang pria yang akan menikah dengan gadis amoy tidak akan pernah jelas sebelum gadis tersebut tiba dinegara suami.
Gadis amoy memang menjadi idaman bagi pria asing untuk dinikahinya, dan terkenal dengan tekun dan pekerja keras, gadis amoy juga terkenal dengan rasa hormat serta pengorbanan yang tinggi kepada orang tua mereka. Ini terbukti karena mereka rela menikah dengan pria asing hanya untuk membantu perkenomian orang tuanya. Sebenarnya uang yang didapatkan dari hasil pernikahan itu tidak seberapa besar.
Sebenarnya pernikahan itu seolah hanya untuk membuat suaminya memiliki pembantu, terbukti dengan betapa beratnya hidup mengikuti suami asing. Setiap bulan hasil keringatnya dikirimkan kepada orang tuanya, itu kau suami mereka sedang berbaik hati memberikan uang kepadanya.