Minyak Sayur atau Minyak Goreng merupakan Minyak yang mudah teroksidasi pada saat terkena suhu panas yang tinggi, dimana ketika masuk kedalam tubuh, residu minyak tersebut akan membentuk sebuah radikal bebas serta senyawa berbahaya yang dapat mengerogoti kesehatan dari dalam tubuh.
Sehat atau tidaknya minyak sayur tergantung dari jenis serta jumlah lemak yang terkandung di dalam minyak tersebut, dikarenakan ada beberapa jenis minyak goreng dimana kadar lemak jenuhnya yang sangat tinggi, bahkan bisa sampai melebihi sumber lemak jenuh yang ada dalam daging merah.
Adapun beberapa alasan mengapa minyak sayur bisa berbahaya bagi kesehatan tubuh:
1. Tingginya Kandungan Omega-6 Pada Minyak Nabati
Minyak Nabati merupakan sumber asam linoleat yang cukup besar jika di bandingkan dengan jenis makanan yang lain, dimana untuk asam linoleat sendiri adalah jenis asam lemak omega-6. untuk itu jika dikonsumsi secara belebihan dapat meningkatkan resiko berbagai masalah pada kesehatan tubuh.
2. Lemak Trans Yang Terkandung Dalam Minyak Sayur
Lemak Trans terbentuk pada saat minyak cair berubah menjadi lemak padat pada suhu dalam kamar. dimana proses tersebut dapat disebut sebagai hidrogenasi parsial yang bertujuan untuk mencegah minyak tersebut menjadi cepat tengik, akan tetapi proses tersebutlah yang menyebabkan lemak trans menjadi jauh lebih berbahaya jika di bandingkan dengan lemak jenuh.
Sebenarnya untuk kedua jenis lemak tersebut ( Lemak Jenuh & Lemak Trans ) sama saja, dimana dapat menyebabkan tersumbatnya pembuluh darah arteri. dimana arteri merupakan pembuluh darah utama yang mengalirkan aliran darah ke jantung. dan jika pembuluh darah arteri tersumbat, maka dapat menimbulkan berbagai jenis penyakit jantung, seperti serangan jantung ataupun Stroke.
Untuk perbedaanya, jika lemak trans dapat meningkatkan kolestrol jahat serta menurunkan kolestrol baik, sedangkan untuk lemak jenuh sama sekali tidak menyebabkan turunkan kolestrol HDL yang sangat bermanfaat untuk kesehatan jantung. Untuk lemak trans tersebut tidak ada kaitannya dengan peningkatan resiko diabetes, obesitas serta kanker.